Friday 29 May 2009

Waisak di vihara Paduma



Waisak di vihara Paduma
waisak yang dilakukan oleh vihara Paduma merupakan kegitan rutin setiap tahun menjelang waisak,akan tetapi itu merupakan kewajiaban seorang bhikkhu untuk mengisi setiap acara undangan dari hari waisak itu,Ada pun yang banyak dilihat begitu banyak undangan umat yang hadir disaat itu berupa dari sekolah,jadi kehadiran dari anak sekolah itu banyak yang bisa dilihat berupa dari kelas Tk,SD,SMP,SMA dan mereka datang bersama-sama untuk menghadiri Trisuci waisak yang jatuh pada tahun 2553 B.E / 2009 ini,Disaat acara berlangsung semua kehadiran mereka dari wajah yang ceria dan bahagia pun terlihat di mata mereka yang bersinar ceria itu,setelah melihat mereka terasa hati ini bahagia untuk bersama-sama bergabung dalam satu acara yang di rayakan bersama-sama ini,kendatipun bisa dilihat dengan begitu banyak murid yang datang cuman duduk mongkrong di sepanjang jalan atau lorong kecil dibagian lingkungan vihara dan bersuka ceria dan berkawan bercerita apa saja yang mereka ceritakan dikala bertemu dengan teman-teman mereka yang berkumpul disaat mengadakan acara trisuci waisak itu.Disaat para bhikkhu pun hadir ditengah-tengah mereka pun merasa senang dan bahagia untuk mulai bergabung kembali bersama-sama masuk vihara dan dengan tertip tersusun dengan rapi mereka sudah siap untuk berkumpul didalam sala atau podium acara waisak itu.

Banyak yang dilihat berupa semua kegiatan yang diadakan itu telah disusun oleh panitia pelaksanaan dan bersama-sama guru-guru yang hadir disaat itu,Acara pun dilaksanakan dengan hikmat dan penu bahkti kepada Ajaran Agamanya yaitu Agama Buddha,Saat detik-detik waisak itu pun mulai berjalan mereka pun terlihat dengan hikmat dan tertip untuk mengikuti acara Trisuci waisak itu,dan panitia dan pemimpin acara mulai baca Paritta suci dan di ikuti oleh permohonan sila kepada Bhikkhu shanga pada waktu itu,Cara pun berjalan dengan baik dari Dharma Desanna sampai dengan pemandian Buddha rupang sampai dengan pemberkahan air suci dan selesai.



Tuesday 26 May 2009

Waisak di Mahakaruna Buddhis canter SUHU Prasnawira




Undangan kepada Sangha di Cemara abadi dengan kegitan waisak bersama dengan bhikkhu sangha dari Mahayana,banyak umat yang hadir bersama-sama pada waktu itu berupa lebih kurang mencapai 3000 orang dan disaat itu kami dari Bhikkhu sangha vihara Buddha Sujata yang hadir dari Therawada berupa Bante Suhadayo,bante Punnajato,bante Pannasami,bante Candasilo,bante Cittapunno bersama-sama datang dan dijemput oleh umat Saudara Halim pangilannya dengan mobil,Disaat itu kami pun berangkat ke cemara dan sampai di vihara Mahakaruna grahat Medan bersama-sama dan duduk di depan dan bersama umat Buddha yang hadir pada waktu itu lebih kurang 3000 orang yang sudah hadir bersama keluarga dan kawan-kawan handai tolan duduk di kursi yang telah disediakan oleh panitia,Ada pun disaat itu kami pun duduk dan menuggu beberapa jam untuk acara waisak itu di mulai,Menjelang beberapa waktu kami pun kedatangan tamu dari Pemda berupa kehadiran Bapak Gubenur Sumatera Utara dan Muspida,toko Masyarakat setempat untuk menghadiri acara waisak bersama itu.

Banyak kegitan yang bisa dilihat berupa acara kata sambutan ketua Panitia,kata sambutan Suhu,kata sambutan oleh Gubenur Sumatera Utara,kata sambutan oleh toko Masyarakat dan sampai dengan acara pertunjukan seni dram kedamaian,dan acara baca doa paritta suci oleh bhikkhu sangha dari Therawada dan Mahayana kemudian pemberkahan air suci,setelah itu kembali lagi ketempat duduk masing-masing dan mengikuti acara kesenian dan kembali lagi acara posisi lilin oleh para Bhikkhu dan toko Masyarakat Buddhis,setelah itu para Bhikkhu kembali lagi duduk ketempatnya masing-masing,dan kembali pulang ke vihara.

Friday 22 May 2009

waisak yang diadakan di Arek kanopan,Arek nabara dan ledong

Waisak yang diadakan di Arek kanopan dan Arek nabara merupakan kunjungan bersama Bante Suhadayo dan bante candasilo ke vihara dengan tujuan berupa waisak bersama-sama dan posisi lili dan mengelilingi kawasan sekolah sultan,Kami pun sampai dengan mengendari mobil dari bante suhadayo ke Arek kanopan itu dan istirahat dan mandi membersikan bandan,kemudian menjelang sore hari pada pukul 6.30 kami pun siap-siap untuk mengikuti acara demi acara yang dilaksanakan oleh panitia itu,kendati pun diguyur hujan rintik-rintik itu, kami bersama-sama panitia mulai mengikuti acara posisi lilin yang mengelilingi daerah dan kawasan sekolah selama mengelilingi kawasan yang ditentukan banyak yang di ikuti oleh pimpinan dari anggota ke polisian dan panitia yang membawak bendera buddhis dan bendera merah putih dengan bersama iringan lagu Buddhis di dalam mobil,kami pun para bhikkhu sangha berjejer dan posisi berjalan dengan membawak lilin ditangan dan diikuti oleh umat yang hadir bersama-sama dalam kegitan memperingati hari trisuci waisak yang jatuh pada tahun 2553 B.E/2009 itu.

Setelah selama berkeliling di kawasan yang disediakan oleh panitia itu,maka kami pun kembali ke vihara berkumpul disala dan mengikuti acara selajutnya dengan panjatan paritta suci oleh panditta dan pemohonan sila,membaca paritta suci,cerama dhrmadesanna,pemberkatan air suci oleh bhikkhu sangha dan penutupan.kemudian selesai di Arek kanopan kami pun menginap satu malam divihara dan di pagi hari kami pun berangkat menuju Arek nabara untuk selanjutnya melaksanakan waisak di vihara dan disaat kami sampai di perjalanan arek nabara pukul 6.30 sore hari kami pun istirahat dan mandi,selanjutnya mulai dengan siap-siap untuk melaksanakan acara waisak itu dengan posisi lili yang mengelilingi vihara dan kembali kevihara di dalam sala dan umat pun berkumpul di sala,selanjutnya acara dilajutkan dengan baca paritta suci,pemohonan sila,cerama dhramadesanna dan pemberkatan air suci.

Selanjutnya setelah selesai di Arek nabara kami pun menginap satu malam di vihara,kemudian dipagi setelah sarapan pagi hari kami pun siap-siap melanjutkan perjalanan ke Tanjung balai dan singgah ke rantau perapat untuk menjumpai Bante jinnadhrammo Maha Thera yang di undang oleh umat rantu perapat untuk mengikuti acara pembukaanBajar di sekolah itu,selajutnya kami pun malajutkan perjalanan menuju ke Tanjung balai dengan mobil,sesampai di Tanjung bali kami pun istirahat beberapa jam untuk menunggu kapal laut cepat (speed bot).

Kemudian kami pun berangkat dengan kapat speet itu dalam perjalan selama dua jam di pesisir laut Tanjung balai dan menuju ke ledong,awalanya kami mau jalan darat dengan mobil tetapi keadaan informasi yang ada mengatkan bahwa jalan menuju ledong jalan rusak dan itu pun bisa dijangkau oleh sepeda motor,terakhir kami memilih pakai jalan laut dan membeli tiket kapal laut cepat (speed bot).sesampai di ledong kami langsung kesekolah d.t Panjaitan dan istirahat sejenak dan waktu pukul 6.30 kami siap-siap untuk acara waisak di sekolah yang pada waktu itu kami sampai mereka sudah siap-siap dengan duduk di ruangan bersama-sama dari murid kelasa T.k.,SD,SMP,SMA sudah tersusun dengan rapi dan menuggu para bhikkhu hadir untuk mengisi acara hari waisak itu.

Wednesday 13 May 2009

Dalam masa waisak yang berada di tebing tinggi merupakan undangan oleh umat yang berada di tebing tinggi itu,jadi selama undangan tentunya bhikkhu yang diundang berada di vihara Avolokitesvara di tebing tinggi itu dan nginap di vihara selama 2 dua hari dan dalam acara waisak yang diadakan oleh umat di Avolokitesvara,dalam acara yang dilaksanakan berupa pengambilan sila oleh cerama dan prosesi lilin dan mengelilingi sala Vihara,banyak kegiatan yang berupa acara waisak itu yang dilaksanakan berupa kegiatan-kegiatan sprituality dari Ajaran shang Buddha,setelah dipagi hari kegiatan berupa Pindapatta untuk sarapan pagi dari bhikkhu Therawada dan mengelilingi sepanjang jalan tebing tinggi dan kembali lagi ke vihara,pada jam 7.00 pagi wib kami para bhikkhu pun mulai sarapan pagi dan makanan yang hasil pindapatta itu di serakan kembali kepada bhikkhu oleh umat yang ada di vihara itu,sampai dengan pemberkatan dan pelimpahan jasa oleh para bhikkhu sangha untuk mulai makan dan sarapan pagi,kemudian selesai makan pagi para bhikkhu pun mulai istirahat sejenak dan melajutkan acara waisak yang diadakan oleh vihara kelengteng Mahadana. kegiatan tersebut dipimpin oleh romo edijaya,romo sutrisno dan bersama umat muda-mudi dalam rangka memperingati hari waisak itu sampai selesai dan para bhikkhu pun kembali ke vihara Avolokitesvara,kemudian hari kedua disaat pagi hari dana makanan didana oleh yayasan vihara Avolokitesvara dan dana makanan siang hari sejenak itu para bhikkhu pun istirahat,pada pukul 3 sore hari ketua yayasan pun mengajak para bhikkhu untuk berkunjung ke vihara,cetiya dan kelengteng dan kami pun berjalan dengan berkenderaan mobil romo ketua yayasan itu,jadi dari setiap kunjungan berupa dari vihara satu dan ke cetiya sampai dengan ke kelengteng yang ada di tebing tinggi itu.

Banyak hal yang bisa di lihat berupa setiap kunjungan itu berupa dari jalan yang kecil dan sampai kejalan yang besar dan isi vihara berupa patung-patung Buddha dan Dewa-dewi yang tersusun banyak sekali dengan dewa tradisional dari Tiongkok,begitu juga dengan kelengteng yang ada pada waktu itu berbentuk tradisional dari Tiongkok itu sampai dengan kembali lagi ketempat vihara Avolokitesvara dan untuk istirahat dan mandi sore hari,setelah waktu pukul 6.30 kami dijemput oleh umat dari cetiya Ekayana dan disaat itu hujan sangat lebat dan dapat dilihat banyaknya petir disaat itu lagi menyambar sana kemari,tujuan yang kami lakukan berupa memperingati hari waisak itu tetap kami jalankan tentunya undangan dari umat dengan berkenderaan mobil pun sampai ketempat dan acara pun langsung dilaksanakan dengan pemohonan sila oleh muda-mudi dan umat pun dengan tertip ikut melaksanakan acara waisak itu sampai selesai,kemudian hujan pun henti disaat acara waisak itu mulai.kami bersukur disaat itu dengan sebelum diberkati oleh bhikkhu shanga dengan air suci sudah diberkati dulu oleh yang Maha kuasa di langit,jadi acara itu pun selesai dengan baik dan kami para bhikkhu pun pulang kembali kevihara AVoloketisvara dan bermalam lagi satu malam,sampai besok dengan pukul 6.00 pagi wib kami pun kembali ke Medan.

Thursday 7 May 2009

undangan waisak di P.T Prudential

UNDANGAN WAISAK DI P.T PRUDENTIAL
-------------------------------------------------
Acara dilaksanakan oleh para Bhikkhu sangha yang hadir pada waktu itu berupa bhante Pannasami,bhante candasilo,bhante cittasamvaro,bhante cittapunno,Dalam acara yang dihadiri oleh umat Buddha P.T PRUDENTIAL itu dan berseta staf dan anggota lainnya yang juga turut hadir bersama-sama untuk memperingati hari Tri suci waisak 2553 B.E/2009
Akan tetapi dalam acara itu berupa pembacaan Paritta suci oleh Bhikkhu sangha dan di pimpin oleh bhante Pannasami dan di ikuti oleh umat Buddha dari P.T PRUDENTIAL yang beralamat di jl.Multatuli komplek perumahan.Dalam kesempatan itu berupa kehadiran bersama-sama untuk memperingati hari Waisak dengan tiga pristiwa yang terjadi dibulan waisak dan tahun yang berbeda.
Tema waisak sangha Agung Indonesia (SAGIN)2553 B.E/2009
ELIMG MEMBANGUNG KEMENANGAN PURNAMA WAISAK DALAM DIRI HARMONI DENGAN SEMUA
Berbicara tentang kehidupan umat manusia yang hidup dengan kehidupan yang dimana lingkungan yang berbeda tentunya yang beragam kehidupan baik di kehidupan lingkungan baik dan buruk itu merupakan suatu kehidupan yang penuh penderitaan untuk sama-sama mempertahankan kehidupan dengan sesama umat manusia,masalah yang sering dihadapi berupa kebutuhan akan kehidupan dari setiap kehidupan berumah tangga sampai dengan masalah kehidupan yang menyangkut kehidupan masyarakat ramai,akan tetapi itu merupakan suatu kehidupan yang banyak dilihat dengan masalah yang timbul akibat dari perbutannya sendiri dan orang lain,Perbuatan sendiri merupakan yang dilakukan berupa perangaran sila yang sering terjadi dikalah pikiran dengan hawa nafsu keinginan yang tidak tercapai dan keinginan yang tercapai,seperti halnya dengan melihat masalah yang di buat berupa nafsu dan emosional yang tak terkendali oleh keinginan yang tak terkendali juga,jadi masalah dapat terjadi oleh akibat perbuatan itu sendiri,Dari Ajaran shang Buddha yang tentu-Nya banyak berbuat baik sucikan hati dan pikiran tambahkan kebajikan untuk menolong kehidupan sendiri dan orang lain,bijaksana dalam menjalankan sila,samadhi,dan panna didalam kehidupan sehari-hari itu Ajaran Sang Buddha.Semoga perbutan baik ini dapat menolong kehidupan dari perbuatan karmma masa lampau yang tidak diketahui,karena setiap perbuatan baik dan buruk dari karmma sekarang merupakan hasil dari perbuatan karmma masa lampau ,jadi berusahalah untuk berbuat baik supaya terhindari dari perbuatan karmma buruk yang tidak dapat diketahui kapam akan menghasilkan karmma baik dan buruk itu,Semoga segalah keburukan,penyakit,mala petaka,kebencian,irihati,keserakahan,lenyap dari setiap sisi kehidupan ini,Semoga Buddha,Dharma,dan sangha selalu berkembang didalam lingkungan kehidupan ini,semoga Buddhasasana selalu tetap lestari dimana pun kita berada.NAMO SABBE SATTA BHAVANTU SUKITATA (Semoga semua makhluk hidup berbahagia)saduh....sadhu.....sadhu.....!NAMO BUDDAYA......!

Wednesday 6 May 2009

Kekuatan cinta kasih Buddha



Kekuatan cinta kasih Buddha sangat hebat.Dewadatta yang iri kepada Buddha,suatu ketika mencoba membunuh Buddha dengan melepaskan Nalagiri,seekor gajah istana.Nalagiri yang besar dan buas diberi minuman keras lalu dilepaskan dijalan yang akan dilalui oleh Buddha.

Nalagiri yang mabuk berlari menghancurkan apa yang ada dihadapannya,membuat semua orang ketakutan.Buddha memancarkan cinta kasih-Nya kepada gajah itu.Semenjak itu,Nalagiri menjadi gajah yang patuh,jinak,dan lembut sepanjang hayatnya.

Tahun 543 SM,Pada usia 80 tahun,setelah 45 tahun membabarkan Dharma,Buddha pun wafat(parinibbana).Buddha wafat dengan berbaring di antara dua pohon sala di kusinagara pada hari purnama bulan waisak.

Guru para dewa dan manusia yang tiada taranya telah pergi,Sebelum wafat,Buddha menyampaikan pesan terakhir-Nya kepada kita semua:"Teruslah berjuang dengan penuh kesadaran!(Appamadena Sampadetha)".

Di Rajagaha



Di Rajagaha,hiduplah seoarang pemuda kaya bernama Sigala yang setiap hari menyembah ke enam penjuru,yaitu:ke timur,keselatan,ke barat,ke utara,ke bawah,dan ke atas.

Buddha menjelaskan penghormatan enam penjuru yang benar.Timur melambangkan orang tua.Selatan melambangkan guru,Barat melambangkan pasangan hidup dan anak,Utara melambangkan sahabat,bawah melambangkan pegawai.Atas melambangkan guru agama.

Di kosala,ada seorang murid yang di suruh oleh gurunya untuk mengumpulkan seribu jari orang sebagai bayaran sekolanya,Karena kekejamannya,orang ini di juluki Angulimala (si kalung jari).

Angulimala nyaris membunuh ibunya sendiri,tetapi dicegah oleh Buddha yang menasehatinya untuk berhenti membunuh.Akhirnya,Angulimala pun sadar,menjadi bhikkhu,dan mencapai kesucian.

Suatu ketika,seorang ibu bernama Kisagotami meminta Buddha untuk menghidupakan kembali anaknya yang telah meninggal.Buddha meminta Kisagotami pergi ke desa untuk meminta segenggam biji lada dari rumah yang belum pernah ada anggota keluargannya yang meninggal.

Kisagotami pergi ke desa,namun tidak berhasil mendapatkan rumah yang belum pernah ada keluarganya yang meninggal.Akhirnya ia sadar bahwa semua yang hidup pasti akan mati.
Kisagotami kembali kepada Buddha dan menjadi siswa Buddha.

Patacara adalah wanita yang kehilangan seluluh keluarganya dalam satu malam.Dalam perjalanan,suaminya mati dipatuk ular,bayinya yang baru lahir disambar elang,dan putra sulungnya hanyut di sungai.Sesampai di rumah,ternyata ayah,ibu,dan saudaranya telah mati terkena badai.Ia pun menjadi tidak waras.

Buddha menyembuhkan dan mengajarkan Dharma kepada Patacara,yang akhirnya berhasil mencapai kesucian.

Setelah Pencerahan Sempurna







Setelah Pencerahan Sempurna Buddha tinggal selama tujuh minggu di tempat itu untuk menikmati kebahagian sejati Nibbana.

Pada minggu kelima,tiga putri Mara yang bernama tanha (tak pernah puas),Arati(kebencian),dan Raga (nafsu),berusaha menggoda Buddha.Buddha tidak menghiraukan semua godaan ini dan tetap bermeditasi dengan tenang.

Buddha memutuskan untuk mengajarkan Dharma yang ditemukan-Nya.Buddha lalu pergi ke Benares untuk menemui lima petapa yang pernah menemani-Nya.

Di Taman rusa di Isipatana,pada malam purnama di bulan Asadha,Buddha membabarkan Dharma untuk pertama kalinya kepada lima petapa.Khotbah pertama ini dikenal sebagai khotbah pemutaran Roda Dharma.

Buddha juga mendirikan Sangha atau persaudaraan para Bhikkhu Ada dua pemuda yang bernama Upatissa dan kolita yang memohon ditahbiskan menjadi bhikkhu.Buddha menahbiskan Upatissa sebagai Sariputra dan kolita sebagai Moggallana.

Pada pertemuan ini,Buddha memberikan geral siswa Utama kepada Sariputra sebagi Pengapit kanan-Nya dan Monggallana sebagai Pengapit kiri-Nya,Sariputra adalah siswa yang paling bijaksana sedangkan Monggallana adalah siswa yang paling sakti.

Sesuai dengan janjinya,Buddha mengunjungi Rajagaha,Raja Bimbisara mendanakan Veluvanarama (Vihara hutan Bambu).Ini adalah dana tempat tinggal yang pertama untuk Buddha dan para bhikkhu.

Pada saat Buddha berada di Veluvanarama,pada malam bulan purnama di bulan Magha,1.250 orang Arahat datang berkumpul tampa diundang sebelumnya,Buddha membabarkan ceramah ini:"Tidak melakukan kejahatan,Menambah kebajikan,Menyucikan pikiran.Inilah ajaran semua Buddha."

Buddha kembali ke kapilavastu atas undangan Raja Suddhodana,Buddha datang bersama 20.000 bhikkhu dan disambut oleh Raja Suddhodana di Taman Nigrodha.


untuk menghilangkan kesombongan dan keraguan rakyat suku Sakya,Buddha menujukkan kesaktian yang hanya dapat dilakukan oleh seorang Buddha.Banyak kerabat Buddha yang mengikuti jejak-nya untuk menjadi bhikkhu dan mencapai kesucian.

Seperti telah dikisahkan,Ratu Mahamaya wafat pada hari ketujuh setelah melahirkan Pangeran Siddhatha.Ia wafat dan terlahir kembali sebagai dewa di Surga Tusita.

Untuk membalas budi ibu,Buddha membabarkan Dharma kepada ibu-nya.Untuk mendengarkan Dharma yang dibabarkan buddha di Surga Tavatimsa,ibu-Nya turun dari surga Tusita.

Suatu hari sekelompok penyanyi





Suatu hari sekelompok penyanyi lewat sambil berdendang:"jika tali kecapi terlalu longgar,suaranya tidak muncul.jika terlalu kencang,tali akan putus.Jika tali tidak terlalu longgar dan tidak terlalu kencang,kecapi akan menghasilkan suara merdu."

Petapa Gautama sadar bahwa ia tidak akan mencapai pencerahan dengan cara ini,ia pun berhenti menyiksa diri.Kelima petapa yang menemani-Nya kecewa dan meninggalkan-Nya,ia lalu mencoba pertapaan jalan Tengah.Pada suatu pagi,ia menerima dana makanan dari Sujata.

Petapa Gautama bermeditasi di bawah pohon Bodhi di tepi Sungai Neranjara,ia bertekad:"Walaupun tubuh,dagin,darah-ku berkerut dan mengering,Aku tak akan bangkit dari tempat ini sampai aku mencapai pencerahan!"

Mara dan pasukannya berusah menggagalkan cita-cita petapa Gautama,Mereka menyerang-Nya dengan berbagai cara,namun Petapa Gautama tidak terlukai sedikit pun,Akhirnya,Mara pun dikalahkan.

Setelah mengalahkan Mara Petapa Gautama memasuki meditasi mendalam,ia mampu mengingat kehidupan-kehidupan lampau-Nya dan memahami cara kerja alam semesta.

Ahirnya,ia pun mencapi kebijaksanaan tertinggi,Ia mengetahui cara mengakhiri penderitaan,kesedihan,usia tua,dan kematian.

Pada malam purnama bulan Waisak 588 SM.pada usia 35 tahun,pangeran Siddhartha mencapai pencerahan sempurna menjadi Buddha.

Pada saat itu,seluluh tubuh Buddha memancarkan enam sinar berwarna:biru,kunig,merah,putih,jingga dan campuran kelima warna itu,Bumi bergetar lembut.Tempat itu dipenuhi para dewa yang ikut bergembira dan ingin melihat kejadian langka itu,Seorang manusia berhasil menjadi Buddha.

Monday 4 May 2009

Pangeran melepas perhiasan




Pangeran melepas perhiasan dan pakaian-Nya yang mewah,lalu memotong rambut-Nya.Ia meminta Channa untuk membawa pulang pakaian,perhiasan,dan kuda-Nya ke istana.

Selanjutnya,Brahma Ghatikara mempersembahkan keperluan bhikkhu kepada-Nya yang terdiri dari delapan jenis benda yaitu:juba luar,juba dalam,kain bawah,ikat pinggang,mangkuk,pisau cukur,jarum,dan saringan air.

Di Rajagaha,Ia berkenalan dengan Raja Bimbisara dan sejak saat itu ia dikenal sebagai petapa Gautama.

Raja Bimbisara menawarkan setenga kerajaanya kepada petapa Gautama,namun ia menolak karena telah meninggalkan semuanya demi mencapai kebahagiaan sejati.Ia berjanji akan mengajarkan Dhrma kepada Raja Bimbisara jika ia sudah berhasil mencapai Pencerahan.

Ia belajar dari guru meditasi terkenal,yaitu Alara kalama dan Uddaka Ramaputta,namun tidak menemukan apa yang di cari-Nya.

Kemudian ia pergi ke hutan Uruvela untuk bertapa keras.Ia ditemani oleh lima petapa Bhaddiya,Vappa,Mahanama,Assaji,dan Kondanna.

Ia hanya makan dan minum sedikit sekali,sampai menjadi sangat kurus,jika ia menyentu kulit perut-Nya,tulang belakang-Nya akan tersentu pula.

Selama enam tahun,petapa Gautama bertapa menyiksa diri,tetapi belum juga berhasil mencapai tujuan-Nya.

Pada usia 28 tahun Pangeran minta izin dari Ayah-Nya




Pada usia 28 tahun,Pangeran minta izin dari ayah-Nya untuk melihat ke laur ia i stana.Dalam beberapa kali perjalanan bersama channa,kusir-Nya,Ia menyaksikan empat pristiwa:orang tua,orang sakit,orang mati,dan petapa.

Ia merenung:"Apa gunanya usia muda bila akhirnya dihancurkan oleh umur tua? Apa gunanya kesehatan bila hanya akan berakhir dengan kesakitan? Apa gunanya kebijaksanaan bila hidup tidak berlangsung selamanya?Bagimana manusia dapat terbebas dari semua penderitaan ini?

Suatu malam,pada usia 29 tahun pangeran Siddhartha memutuskan untuk meninggalkan kehidupan mewah,ayah,isteri,dam putera-Nya.Rahula.

Ia bertekat meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebahagiaan sejati bagi semua makhluk.Ia berjanji setelah menemukan obat untuk mengatasi usia tua,penyakit,dan kematian,Ia akan kembali mengunjungi keluarga-Nya.

Menunggang kuda-Nya,kanthaka disertai oleh channa.Pangeran Siddhartha meninggalkan istana untuk memulai kehidupan sebagai petapa.

Mara,si Dewa jahat, menawarkan kepada pangeran untuk menjadi raja dunia jika ia mau membatalkan rencana-Nya,namun dengan tekat bulat pangeran menolak tawaran Mara.

Petapa Asita




Petapa Asita meramal bahwa jika Pangeran Siddharta meningalkan kerajaan,Ia akan menjadi Buddha.Jika ia memerintah kerajaan,ia akan menjadi pemimpin dunia.

Ratu Mahamaya wafat tujuh hari setelah melahirkan.Pangeran Siddhartha dirawat dengan penuh kasih oleh bibi-Nya,?Mahapajapati.
Walau dikelilingi segala macam kemewahan,Pangeran Siddhartha sangat rajin belajar.Ia sangat pintar dalam ilmu pengetahuan dan ahli dalam berkuda dan memanah.

Pada suatau hari,Pangeran Siddhartha bersama ayah-Nya menghadiri perayaan pembajakan sawah.Pada saat semua orang menyaksikan acara tersebut,Pangeran Siddhartha bermeditasi di bawah pohon jambu.Pada saat Pangeran Siddhartha bermeditasi,banyangan pohon tidak mengikuti arah matahari,tetapi tetap diam memayungi-Nya

Sifat welas asih Pangeran Siddhartha sudah tampak sejak kecil.Suatu hari,seekor angsa jatuh terpanah oleh sepupuh-Nya yang bernama Dewadatta.Pangeran Siddhartha merasa iba dan menyelamakan angsa malang itu.

Pada usia 16 tahun,pangeran Siddhartha menika dengan Putri Yasodhara setelah memenangkan berbagai lomba.Ia tinggal di tiga istana untuk tiga musim dengan segala kemewahan.Raja tidak mengizinkan-Nya keluar dari istana karena khawatir kalau Pangeran jadi prihatin melihat penderitaan.