Wednesday 6 May 2009

Di Rajagaha



Di Rajagaha,hiduplah seoarang pemuda kaya bernama Sigala yang setiap hari menyembah ke enam penjuru,yaitu:ke timur,keselatan,ke barat,ke utara,ke bawah,dan ke atas.

Buddha menjelaskan penghormatan enam penjuru yang benar.Timur melambangkan orang tua.Selatan melambangkan guru,Barat melambangkan pasangan hidup dan anak,Utara melambangkan sahabat,bawah melambangkan pegawai.Atas melambangkan guru agama.

Di kosala,ada seorang murid yang di suruh oleh gurunya untuk mengumpulkan seribu jari orang sebagai bayaran sekolanya,Karena kekejamannya,orang ini di juluki Angulimala (si kalung jari).

Angulimala nyaris membunuh ibunya sendiri,tetapi dicegah oleh Buddha yang menasehatinya untuk berhenti membunuh.Akhirnya,Angulimala pun sadar,menjadi bhikkhu,dan mencapai kesucian.

Suatu ketika,seorang ibu bernama Kisagotami meminta Buddha untuk menghidupakan kembali anaknya yang telah meninggal.Buddha meminta Kisagotami pergi ke desa untuk meminta segenggam biji lada dari rumah yang belum pernah ada anggota keluargannya yang meninggal.

Kisagotami pergi ke desa,namun tidak berhasil mendapatkan rumah yang belum pernah ada keluarganya yang meninggal.Akhirnya ia sadar bahwa semua yang hidup pasti akan mati.
Kisagotami kembali kepada Buddha dan menjadi siswa Buddha.

Patacara adalah wanita yang kehilangan seluluh keluarganya dalam satu malam.Dalam perjalanan,suaminya mati dipatuk ular,bayinya yang baru lahir disambar elang,dan putra sulungnya hanyut di sungai.Sesampai di rumah,ternyata ayah,ibu,dan saudaranya telah mati terkena badai.Ia pun menjadi tidak waras.

Buddha menyembuhkan dan mengajarkan Dharma kepada Patacara,yang akhirnya berhasil mencapai kesucian.